Tuesday, January 31, 2012

Menjawab pertanyaan lihat budaya dulu dong!!!

Hmmmm, Yah itulah sebuah judul yang cocok dengan yang aku alami hari ini atau bahkan banyak orang yang mengalaminya khususnya orang Indonesia. Mungkin sepele tp inilah salah satu hal mendasar dari sebuah budaya yang sudah mendarah daging. Dan inilah salah satu yang membedakan antara orang Indonesia dengan orang yang berasal dari negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jerman dan lain-lain.

Pernah dengar High Context Culture dan Low Context Culture. Kalau belum silahkan klik aja di kata itu. Inilah yang membedakan antara budaya kita dengan budaya negara yang mempunyai context culture yang lain. Indonesia tergolong High Context Culture.

Di tulisan ini, tidak menjelaskan panjang lebar tentang 2 context culture diatas. Ingin lebih fokus pada judul aja yg sedikit menyinggung 2 context culture diatas. Yup, menjawab pertanyaan lihat budaya dulu dong!!! Ini ada sedikit ilustrasi sederhana:

*PERNYATAAN
A menyebabkan B atau B disebabkan oleh A
B menyebabkan C atau C disebabkan oleh B
C menyebabkan D atau D disebabkan oleh C (Sudah jangan banyak-banyak :D)

*PERTANYAAN
1. Apakah C dan D disebabkan oleh A?
2. Apakah D disebabkan oleh A dan B?
3. Apakah pernyataan diatas benar?(Sudah 3 aja dulu, nanti malah pusing, hehe6,..)

*JAWABAN
Di kesempatan ini baru dapat dilihat kita itu termasuk context culture yang mana.

Untuk High Context Culture:
1. Jelas, A itu kan akar permasalahanya (Beralasan)
2. Pastinya, coba gak ada A dan B, apakah C bisa ada? (Ini malah buat pertanyaan lagi, okey, masih beralasan)
3. Hmmm, perlu di teliti lebih lanjut kayaknya (Silahkan, saya kasih waktu 1 hari ya)

Sedangkan untuk Low Context Culture:
1. Tidak, diatas gak ada pernyataan seperti itu (Beralasan)
2. Hmmm, idem deh sama nomer 1 (Mbeooo)
3. Jelas benarnya lah (PD amat)

Dan, itulah sedikit uraian singkat dari ilustrasi yang sederhana diatas. Tentukan pilihan dan ketahui lawan bicara itu budayanya apa. Klik disini untuk mengetahui lebih lanjut tentang High/Low Context Culture.

Bhineka Tunggal Ika = Berbeda-Beda Tetapi Tetap Satu, dan perbedaan itu memperindah dunia asalkan saling mengerti.

Sky Lantern

Di penghujung libur tahun baru cina ini, kayaknya pas buat lihat event-event meriah yang ada di negara formosa ini. Salah satu event yg di adakan setahun sekali ini berada di Pingxi District yaitu "Sky Lantern" atau biasa disebut lampion terbang.

Aku juga gak tahu kapan mulai ada festival lampion ini. Tp yang pasti lampion terbang ini menjadi trade marknya film "Rapunzel". Pernah nonton film "Rapunzel" kan. Kalau belum ini ada sedikit ulasan tentang ceritanya dan sedikit tentang lampion terbang di fil ini.

Rapunzel merupakan dongeng yang berasal dari Jerman. Dongeng ini mengisahkan tentang seorang raja dan ratu yang menantikan kelahiran anaknya. Selama mengandung ratu sakit. Dia berusaha beratahan hidup demi dirinya dan anak yang sudah ia nantikan. Demi kesembuhannya seorang pengwal nekat mengambil tanaman ajaib  dari kebun seorang penyihir jahat bernama Gothel. Konon, tanaman ini digunakan oleh penyihir Gothel ini sebagai obat awet muda.

Akhirnya ratu melahirkan perempuan cantik, sehat dan mempunyai kekuatan yang diberi nama Rapunzel. Disisi lain, penyihir jahat Gothel tidak terima karena tanaman ajaibnya dicuri untuk menyembuhkan ratu. Akhirnya penyihir jahat ini menculik Rapunzel dan menguncinya di menara yang ada di tengah hutan. Dan untuk mengenang hilangnya Rapunzel, kerajaan mengadakan festival lampion terbang. Rapunzel hanya bisa melihatnya dari menara.

Bertahun-tahun di menara membuat Rapunzel bosan, dia ingin menjelajahi dunia. Sampai akhirnya dia melihat seorang pencuri bernama Flynn Rider yang beristirahat dibawat menara. Rapunzel mengambil tas milik Flynn yang berisi permata hasil curiannya. Rapunzel berjanji akan mengembalikannya jika Flynn mau membentunya keluar dari menara dan membawanya ke festival lampion di kerajaan. Flynn menyetujuinya. Mereka harus mengihindari para penjaga dan Gothel yang ternyata menuju ke kerajaan saat festival Lampion berlangsung.

Dan inilah cuplikan saat Rapunzel dan Flynn Rider melihat lampion terbang:

Dan inilah cuplikan video Sky Lantern yang ada di Pingxi District:


Gak jauh beda kan?Serasa di film Rapunzel, haha6,..
Nih, juga ada beberapa Foto:
Fly

Persiapan untuk terbang

Take off

Nice

I see the lights

Yap, saatnya kempali ke kampus pinus,..
Semangat,..

Friday, January 27, 2012

Be A Cendol

Kuberi nama perjalananku ini dengan "Be A Cendol" atau jeneng gaule "Dadi Cendol", Hehe6.

24 Januari 2012 masih tergolong winter untuk daerah dan daerah sub tropis bagian utara khatulistiwa, lintang sama bujurnya lupa. Suasana liburan tahun baru china juga masih bergulir. Stay di dorm, bisa-bisa beku. Jadi, okelah aq daftar ke temen2 PPI untuk ikut pergi ke "HEHUANSHAN MOUNTAIN" yang terletak di Taichung agak ke hualien, Taiwan.

Perjalanan dimulai...

Senin malam atau biasa disebut dengan malam selasa, berangkat dari dorm ke Taichung. Perjalan harus ditempuh dengan Bus-Kereta Api-Bus lagi. 19.55 berangkat ke main gate sebagai salah satu halte bis (jangan bayangin halte bisnya sama dengan shelter transjakarta, halte bisnya cuma berupa tanda seperti rambu2 lalu lintas, g ada atap apalagi petugas, "SELINGAN"). Biasanya jarak antar bisnya cuma 10 menit. Lihat jam sudah menunjukkan 20.30, anginnya kenceng menambah suasana dingin di main gate. Sebenernya ada g sih bisnya ini -.-'. Baru selang 5 menit bisnya muncul dengan kode seperti biasa bis 132 Jhongli - National Central University. Yes, Berangkat. Baru naik bis, ternyata penumpangnya cuma 1. Okelah, mungkin ini efek dari tahun baru cina jadi semua orang pada liburan.

Sampailah di stasiun bis jhongli. mampir bentar di family mart (yang kebetulan masih buka) buat beli beberapa makanan ringan seperti roti, selai dan 2 kotak naicha atau milk tea atau bisa juga teh susu. 21.20 sampe di stasiun kereta api, langsung nyari tiket ke taichung. Fushing adalah pilihan tepat untuk pengiritan. Ternyata dilayanan elektroniknya g ada yg tergolong fushing ke taichung. Akhirnya milih ekspres deh selisih 100 NTD sama yang fushing. Di tiket tertulis 21.42, haduh nunggu lagi nih -.-'. Dalam diam, sendiri kuberpikir, apakah masih ada bis dari taichung station ke Asia University pada jam 23.18 (ditiketnya tertera seperti itu). Dan dengan santainya dijawab sendiri, pasti g ada. Hiyah, pilihan terakhir adalah taxi "dalam hati (pasti mahal ini)".

Tut...tut...tut...(keretanya datang)

Masuk ke gerbong 3 nomer kursi 27 (nomer favorit, hehe6). Sambil menghubungi teman yang sudah nyampe di Asia University. Dan ternyata jawabannya adalah ada 3 orang dari NTUST yang masih di stasiun taichung. Alhamdulillah, masih bisa berbagi. Berbagi harga taxi. Saatnya tidur di kereta, zzzzzz.

10 menit sebelum sampe stasiun taichung. Bersiap untuk menghubungi temen dari NTUST. Alhamdulillah sampe juga. Kami janjian di depan stasiun. Perkenalkan saya pak Mintar, mas Fauzan dan mas Adit Nama saya Anam. Keburu tengah malam langsung manggil taxi. Berikut cuplikannya:

mas F: Bang, ke Asia University berapa?
sopir: 450 dah
mas F: mahal amat 350 yak?
sopir: g bisa mas
mas F: taxi yang disana bisa masak abang g bisa? (taxi yang mana ya???)
sopir: 400 gmn?
mas F: okelah bang.

wusssssssh, berangkat deh.

Dijalan banyak sekali obrolan-obrolan canda'an khas masing-masing kecuali aku, akunya sebagai penikmat aja, hehe6. Mulai dari sibuk itu apa?katanya sitik-sitik fesbuk klo g gitu sitik-sitik bubuk. Trus ada lagi cerita tentang sopir taxi yang ketiduran dan masih banyak lagi yang lainnya yang buat males untuk nulisnya (alasan aja sih). Dan sampailah di Asia University. Disuguhi gedung parlemen yang megah, dinging yang menusuk tulang dan kabut malam menutupi sang rembulan.Saatnya tidur lagi, zzzzzz.

Inilah sedikit foto kampus asia University di pagi hari:
Asrama Mahasiswa

Gedung Parlemen

Statue

G Ngerti kayaknya sih Perpustakaan
Bagus khan?

Persiapan pemberangkatan. 2 bis mini sudah disiapkan. 1 bis berisi 19 orang. Meskipun diguyur hujan, tak menyulutkan niat untuk pergi ke "Hehuanshan Mountain". Hujan rintik-rintik g berhenti sampai ke pegunungan itu. Kemacetan mulai terlihat mengingatkanku pada kota jakarta yang pernah kutinggali. Polusinya juga tercium. Hadooooooh -.-'. Jam 1 siang berkabut sudah terlihat mobil-mobil dengan cat putih diatapnya. Bis berhenti, turun dan jadilah CENDOL. Semua es dimana-mana, serutan es dari langit juga masih kerasa. Ini to SALJU. Baru ngerasain.

Perjalanan menuju puncak.

Perjalanan masih jauh. Sekitar 11 km harus ditempuh untuk menuju puncak. Jalan kaki, karena bisnya g boleh naik. Inilah sedikit rekaman perjalanan menuju puncak:


Ini direkan bersama Bang Azriel, kami berjalan paling jauh sekitar 6 km.
Dan beberapa foto:
Pemandangan  Disekitar Pemberhentian Bis

Matahari  Ditengah Hujan salju

Pohon Bersalju

Hati-Hati

Pembersih Salju

Kilometer 27

Macetnya Minta Ampun

Nice

Ban Mobil harus dirantai Biar gak Selip

Scooter

Berdaun Ice

Gak Jelas

Pemberhentian Bis Sekaligus Tempat Istirahat

Puncaknya Disitu
Okey, cukup 4 jam menjadi cendol, saatnya kembali kekampus.

Perjalanan pulang.

Dari hehuanshan langsung ke stasiun taichung. Sopirnya lagi baik. Pencarian tiket fushing dimulai dan akhirnya ketemu. Taichung-Jhongli 184 NTD, harus koin g boleh kertas. Koin dimasukkan, harus sabar karena kadang-kadang uangnya g nyantol ke mesinnya. 50, 50, 50, 10, 10, 10, 1, 1, 1, 1, pilih untuk berapa orang (pilih 1), kereta apa (fushing, sorry belum diterjemahin Fushing=Local alias kereta Local), Pilih kategori umur (Adult), pilih daerah tujuan (Chungli) dan keluarlah tiketnya. Nyampe di jhongli jam sebelas lebih. Pasti g ada bis. Pilihan terakhir adalah taxi dan harus ditanggung sendiri. Kekampus g mau pake cargo jadi 200 NTD karena di tahun baru cina. Okey, diambil karena lapar dan kantuk sudah menggeluti pikiran. Dan Alhamdulillah sampe di National Central University.

Sekian.

Wednesday, January 25, 2012

Saduran


Sekuntum senyum mengembang dalam aliran rasa
Rahasia apa yang diam dalam debaran
Saat kau seperti kijang mas
Meloncat-loncat dihadapanku
Kusimpan wujudmu dari sepi ke sepi
Kutoreh hatimu dengan pisau naluri
Diammu sendu hangatmu rindu

Wednesday, January 11, 2012

# perihal 3

Duduk di jalan pas persimpangan sepi itu
Diam menunggu senja saat senyum itu terpampang
Menghirup udara dingin menusuk belulang
Membagi pikiran dengan tanggung jawab

Sapaan demi sapaan mencoba untuk terus meyakinkan
Terkadang bosan dalam diam
Terkadang lelah hinggap memenuhi malam
Tapi senyum, tawa dan rangkaian kata itu selalu membuat damai