Thursday, December 8, 2011

Puing-Puing Harapan


Waktu sangat cepat berlalu.
Hanya dengan mengedipkan mata kita hidup dalam kondisi sekarang ini.
Bumi yang kita pijakpun sudah mulai menampakkan keriput tuanya.
Dengan penyakit panas dan batuk tanpa harapan untuk sembuh.

Tanpa sadar kita berusaha sekuat tenaga hanya untuk sebuah harapan.
Harapan akan datangnya esok hari.

Menyusun puing-puing harapan menjadi sebuah guci.
Indah dilihat, Indah dirasa tapi tak berharga.
Karena guci itu takkan pernah utuh.
Karena guci itu retak.
Karena guci itu AKU.
Aku yang tak pernah puas.

"LAKUKAN YANG TERBAIK UNTUK HARI INI, DAN BERDO'ALAH"

Kala Itu


Hari ini, aq pergi ke sebuah wilayah terkecil dari permukaan bumi ini
Hanya hari ini
Sebelumnya belum pernah terbayangkan aku berada disini
Sebuah perjalanan yang melelahkan

Terlintas sebuah kondisiku "KALA ITU"

Bersepeda melintasi sebuah jembatan yang sangat lebar
Dengan rangka yang sangat kuat
Didampingi jembatan kecil disampingnya
Dijunjung sungai deras sumber pencarian

Diapit bukit kumijau subur dengan seninya
Beralas garis berkelok tak terlihat ujungnya
Dibawah kabut yang berbeda dengan perasaanku
Dibelai angin yang menidurkan

Sebuah budaya yang membudaya
Diselimuti kebersamaan manusia
Sebuah ritual dari siklus manusia
Dengan senyum kebahagiaan tanpa henti

Bukankah itu sebuah keadilan?
Keadilan bagi manusia
Mengetahui dirinya yang terpendam waktu
Serasa de javu di hari ini
Suatu saat aku yang akan menjadi de javu


= khairul anam 16 Des '09 = 

Tuesday, December 6, 2011

# perihal 2


"bila ingin jujur, jujurlah
tak ada ceritanya orang jujur itu ajur
apalagi tersungkur
jujur itu bukan sepenuhnya hubungan antar manusia
tp seberapa berharganya diri seorang hamba
di hadapan Sang Pencipta
"

# perihal 1

"keinginan itu sama dengan kebutuhan
begitupula sebaliknya
kebutuhan itu adalah keinginan
dan agama itu control bagi keduanya
"